Manokwari, TP – Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan didampingi Bupati Manokwari, Hermus Indou, Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran, Bupati Pegunungan Arfak, Yosias Saroy beserta Bupati Kepulauan Yapen, Tony Tessar, menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan gedung baru GKI Jemaat Lahai Roi Mansinam di Pulau Mansinam, Jumat (26/3).
Pada kesempatan itu, satu gubernur dan empat bupati dari Provinsi Papua dan Papua Barat ini turut memberikan sumbangsih berupa dukungan dana dari APBD masing-masing guna suksesnya pembangunan gedung baru tersebut.
Sebagaimana yang disampaikan Ketua Panitia pembangunan GKI Jemaat Lahai Roi Mansinam, Daniel Rumbrawer, bahwa anggaran yang dibutuhkan panitia pembangunan untuk merampungkan gedung baru itu sebesar Rp 12 miliar. Kebutuhan itu, selanjutnya direspon secara baik oleh para kepala daerah dengan menyumbangkan anggaran pembangunan masing-masing.
Pemerintah Provinsi Papua Barat menyumbang dana sebesar Rp 2 miliar, Pemkab Manokwari sebesar Rp 1 miliar, Pemkab Mansel Rp 500 juta, Pemkab Pegaf Rp 100 juta, Pemkab Kepulauan Yapen Provinsi Papua Rp 200 juta, dan sumbangan bahan bangunan berupa semen 1000 sak dari keluarga besar Dominggus Mandacan.

Ia menjelaskan, dari sisi usia dan kapasitas, gedung gereja lama GKI Lahai Roi Mansinam tak lagi mencukupi jumlah jemaat dalam melaksanakan ibadah.
“Usia gedung gereja lama sudah 70an tahun, bahkam saat ini jumlah kepala keluarga di pulau Mansinam 208, dengan jumlah jiwa 1.006 orang. Inilah latar belakang kami untuk membangun satu gedung gereja baru yang lebih representatif,” ujar Rumbrawer.
Sementara Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan mengakui, jabatan yang diemban saat ini tidak luput dari pergumulan doa dan nubuatan para rasul Tuhan, yang berawal dari pulau Mansinam.
“Saya adalah buah dari benih Injil yang ditabur mulai dari pulau Mansinam,” kata Mandacan.
Ia menegaskan, pembangunan mental spiritual bagi seluruh umat beragama di Papua Barat menjadi agenda prioritas melalui pembangunan fasilitas penunjang lembaga keagamaan hingga rumah ibadah.

Menurutnya, pembangunan gedung gereja baru Jemaat GKI Lahai Roi Mansinam tak saja menjadi tanggungjawab pemerintah provinsi Papua Barat tetapi menjadi tanggungjawab jawab ‘iman’ seluruh kepala daerah di tanah Papua.
“Mansinam adalah pulau peradaban orang Papua, oleh karena itu semua kepala daerah, anak asli Papua yang sudah diberkati menjadi kepala daerah berkewajiban membangun Mansinam,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu ia juga menyatakan, bahwa pembangunan iman Kristen khususnya Gereja Kristen Injili (GKI) tetap berada dibawah satu Sinodal atau Sinode GKI di Tanah Papua.
“Dua provinsi secara administrasi pemerintahan kita berbeda, tetapi di dalam pelayanan pekerjaan Tuhan tetap satu Sinode GKI di tanah Papua. Ini komitmen saya,” akunya.
Di tempat yang sama, Badan Pengurus AM Sinode GKI wilayah VI Papua Barat, Pdt. Roberth Nandoterai, mengatakan bahwa Mansinam sebagai aset peradaban kekristenan di tanah Papua wajib menjadi simbol kerukunan semua anak bangsa.
“Terang Injil dari Mansinam harus bersinar bagi semua orang,”tegasnya..
Sambung Pdt. Nandoterai, Sinode GKI turut berkontribusi dalam pembangunan gedung gereja baru GKI Lahai Roi Mansinam dengan pemberian bantuan anggaran senilai Rp500 juta.
“Gereja ini juga akan menjadi sabuk pengaman bagi semua denominasi gereja di tanah Papua, pulau Mansinam sebagai pulau pemersatu di tanah Papua,”pungkasnya. (CR 50-R1)