Manokwari, TP – Pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Hermus Indou –Edy Budoyo, dalam visi dan misinya berkeinginan menjadikan Manokwari sebagai Kota Peradaban.
Bupati Manokwari, Hermus Indou mengatakan, membangun Manokwari sebagai Pusat Peradaban di Tanah Papua harus dimulai dari Pulau Mansinam dengan menjadikannya sebagai Rumah Doa, sekaligus destinasi wisata yang religius.
Untuk menjadikan Mansinam sebagai destinasi religius, lanjut Hermus, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari perlu bersinergi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat untuk membangun Mansinam secara konsisten dan memiliki daya tarik wisatawan.
Disamping itu, aspek kelembagaan perlu ditata secara baik, dalam hal ini harus ada lembaga khusus yang diberikan kewenangannya secara penuh untuk mengurus Pulau Mansinam supaya tidak dibiarkan tidur tanpa ada perhatian sama sekali.
Sambung dia, jika dimungkinkan salah satu OPD di Lingkungan Pemkab Manokwari akan diberikan kewenangan untuk mengurus Mansinam.
Indou menuturkan, membangun Manokwari sebagai Pusat Peradaban di Tanah Papua tentu menjadi satu tujuan untuk memperkuat solidaritas antar Umat beragama sebagai satu keutuhan yang tidak dapat terpisahkan.
Untuk memperkuat keutuhan itu, Pemkab Manokwari juga berencana untuk membangun 5 rumah ibadah dari masing-masing Agama yang nantinya didirikan secara berdampingan dalam 1 lokasi yang dilengkapi dengan monumen kerukunan, untuk memperlengkapi keutuhan antar Umat beragama, Pemkab Manokwari juga akan menyelenggarakan festival Agama secara rutin.
Tidak sampai disitu, Pemkab Manokwari juga akan melestarikan dan memelihara histori Keagaman dengan membangun Situs Peradaban sejarah termasuk melakukan pembinaan hubungan dengan Kesultanan Tidore dan Kesultanan Ternate, sebagai pembawa sejarah masuknya Injil di Pulau Mansinam.
“Kalau semua rencana dapat terlaksana dengan baik, maka 5 tahun kepemimpinan Pemerintahan Hermus-Edi di periode kedua, kita akan berkunjung ke Tidore dan Ternate sekaligus mengundang Kesultanan Tidore dan Kesultanan Ternate untuk datang secara resmi ke Pulau Mansinam. Dahulu orang tua kita sudah hidup saling berdampingan, jadi anak-anak harus melanjutkan sesuatu yang baik, yang diwariskan leluhur kita,” kata Hermus saat bercengkrama bersama para Wartawan di Pos SatpolAir Polres Manokwari, Jumat (26/3).
Diungkapkannya, kedepan pendirian Rumah Ibadah yakni Gereja juga akan di intervensi oleh Pemkab Manokwari dari segi arsitektur sampai dengan struktur bangunan. Dalam hal ini, masyarakat tidak diizinkan membangun dengan konsep sendiri sebab jika tidak sesuai kebutuhan Kota maka akan dibongkar dan didesain dan dibangun ulang oleh Pemerintah daerah.
Kemudian, menata kawasan pesisir dan teluk di sepanjang garis pantai Manokwari untuk mewujudkan wajah Kota Manokwari sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Barat, termasuk membangun Under Pas dan Play Over dengan harapan bisa menjadi alternative lalu lintas sekaligus untuk pertumbuhan Kota Manokwari.
Tidak kalah penting dari itu, penataan kawasan perekonomian juga akan menjadi unsure penting dalam membangun Manokwari sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Barat, begitu halnya dengan kawasan wisata Danau Kabori di Maruni, diharapkan menjadi destinasi wisata yang baru bagi masyarakat lokal maupun luar daerah.
Sedangkan, daerah-daerah yang tidak produktif kedepan akan ditata baik sehingga produktif dan memberikan Income bagi daerah, sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Manokwari. “Semua poin ini akan menjadi perhatian serius Pemkab Manokwari kedepan. Kita ingin Manokwari hidup 24 jam dan bukan seperti Kota mati, orang-orang akan terus beraktivitas pagi sampai malam dan kembali pagi tetapi dalam situasi yang aman, sehingga menjadi tujuan wisata bagi orang lain,” tutup Bupati. [BOM-R3]