Manokwari, TP – Peristiwa membahayakan jiwa yang terjadi di wilayah Manokwari dan sekitarnya di awal 2021 tergolong cukup tinggi.
Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Operasi Kantor SAR (Basarnas) Manokwari, M. Febrian menyebutkan, terhitung Januari sampai dengan pertengahan Februari 2021, pihaknya sudah menangani sebanyak enam kasus musibah diantaranya, tiga kecelakaan kapal dan tiga kondisi membayakan manusia.
Dijelaskannya, peristiwa musibah membayakan jiwa yang pertama yaitu, dugaan hilangnya 11 orang penambang di sekitar Sungai Kasih, Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari.
“Namun, setelah melaksanakan pencarian, kondisi mereka baik, selamat dan sehat, dimana 9 orang turun dari lokasi tambang pulang ke rumah, sedangkan 2 orang lainnya kembali ke lokasi tambang,” jelas Febrian kepada Tabura Pos melalui telepon selulernya, Selasa (16/2).
Lanjut Febrian, peristiwa membayakan jiwa berikutnya terjadi di Kampung Asai, Distrik Manokwari Timur yang tenggelam saat memancing. Dimana, korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia dan terjepit diantara batu karang.
“Peristiwa membahayakan jiwa ketiga adalah yang terjadi di Pulau Raimuti, Distrik Manokwari Selatan, dimana korban menyelam mencari ikan, dan ditemukan sudah meninggal dunia saat dilakukan operasi pencarian dan pertolongan,” beber Febrian.
Lebih lanjut disebutkan Febrian, untuk peristiwa kecelakaan yang ditangani Kantor SAR (Basarnas) Manokwari sebanyak tiga kasus, yakni peristiwa hilang kontak antara Perairan Numfor dan Perairan Manokwari. Dimana, dua orang warga Numfor berangkat dari Numfor dengan tujuan Manokwari menggunakan perahu seman.
“Mereka menyeberang dari Numfor ke Manokwari, kemudian hilang kontak, namun setelah ditindaklanjuti mereka sudah kembali ke Numfor dengan keadaan selamat,” beber Febrian.
Kemudian lanjut Febrian, kondisi membahayakan manusia berikutnya terjadi di sekitar perairan di belakang Pulau Mansinam. Dimana, korban mencari ikan, namun kehabisan bahan bakar minyak. “Setelah dilakukan pencarian dan pertolongan selama kurang lebih dua sampai tiga hari, diketahui korban sudah ditolong oleh nelayan lainnya, karena kehabisan bahan bakar minyak, korban ditemukan dalam keadaan selamat,” terang Febrian.
Peristiwa yang terakhir yang ditangani Kantor SAR (Basarnas) Manokwari adalah kecelakaan kapal nelayan saat memancing di sekitaran perairan Manokwari Utara. “Dalam operasi, para korban tidak diketahui sampai hari ini, namun informasinya, perahu yang digunakan untuk memancing ditemukan di sekitaran perairan Numfor,” pungkas Febrian.
Menurutnya, dari data peristiwa yang ada di awal tahun ini, jumlah kasus peristiwa membayakan jiwa lebih banyak terjadi di perarian yaitu, dengan jumlah lima kasus.
Oleh karena itu, Kasubsi Operasi Kantor SAR (Basarnas) Manokwari ini meminta agar masyarakat yang ingin melaut untuk mencari ikan agar lebih cermat dan bijak membaca kondisi cuaca serta melengkapi diri dengan perlengkapan yang bisa menolong diri sendiri seperti lifejacket, alat komunikasi dan sebaiknya berkelompok.
“Sesuai update informasi dari BMKG wilayah di Papua dan Papua Barat masih sangat riskan dengan kondisi perubahan cuaca, jadi harapan mengimbau kepada masyarakat untuk kebutuhan hidup, jangan terlalu jauh dengan lokasi yang aman dan selalu waspada dan cermat melihat situasi kondisi cuaca,” pungkasnya. [SDR-R3]