Manokwari, TP – Peringatan Hari Ibu ke-92 Tahun di Kabupaten Manokwari diharapkan dapat dimaknai sebagai momentum kebangkitan bangsa dan gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.
Hal ini disampaikan Pjs. Bupati Manokwari, Edi Budoyo melalui Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan Setda Kabupaten Manokwari, Henri Sembiring, saat menghadiri acara Peringatan Hari Ibu ke-92 Tahun dengan Tema ‘Perempuan bekerja tidak perlu dilematis demi membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa’, berlangsung di Aulla GKI Kabupaten Manokwari, Jumat (11/12)
Dikatakan Sembiring, Peringatan Hari Ibu ke-92, juga perlu menjadi motor penggerak untuk mendorong pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan serta membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup sekaligus pemenuhan hak dan kemajuan perempuan.
Disisi lain, Peringatan Hari Ibu ke-92, juga dapat memberikan keyakinan dan rasa percaya diri bahwa perempuan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk berjuang setara dengan kaum pria. Sambung dia, sudah terbukti, perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan atau ‘Agent of Change’.
Ia menambahkan, perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar dan memahami hak dan kewajiban yang sama dengan kaum pria, prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat bahkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan dan laki-laki, keduanya adalah ‘Parthnership’ sekaligus sumber daya insani yang menentukan keberhasilan pembangunan nasional.
Berkaitan dengan Peringatan Hari Ibu ke-92 Tahun, yang mengusung Tema ‘Perempuan bekerja tidak perlu dilematis demi membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa’, ketidak setaraan di lingkungan kerja hingga kelemahan dari perempuan yang dipengaruhi norma gender yang berlaku di masyarakat dan menyeleraskan dengan arah kebijakan pembangunan serta mewujudkan Nawacita sebagai salah satu agenda nasional.
Berbagai persoalan sosial yang saat ini marak terjadi dan berdampak kepada kehidupan bermasyarakat khususya perempuan dan anak seperti kekerasan dan perlakuan diskriminatif, tentu diperlukan berbagai cara untuk dapat mencegahnya. Kemudian dari pada itu, peran keluarga menjadi salah satu dan bagian utama untuk mencegah terjadinya kekerasan melalui penanaman nilai-nilai karakter dan budi pekerti.
Ketahanan keluarga sekaligus menjadi pondasi dalam menerapkan kehidupan yang harmonis, damai dan religius serta pelibatan semua unsure masyarakat dan multi stakeholder sangat diperlukan termasuk peran laki-lakidan kampanye gerakan yang mendukung pencegahan kekerasan dan pencapaian kesetaran gender.
Berdasarkan pantauan Tabura Pos, bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu ke-92 Tahun, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Manokwari selaku penyelenggara juga menyerahkan bantuan peralatan keybord dan perlengkapannya kepada Badan Pelayanan – Persekutuan Anak dan Remaja (BP-PAR) GKI Sion Sanggeng, BP-PAR GKI Diaspora Angkasa Mulyono dan BP-PAR GKI Marthen Luther Arowi. [BOM-R4]