Manokwari, TP – Salah satu unit bisnis di Papua Barat, SUBITU Karya Busana, menawarkan busana modern hasil buatan pekerja lokal.
Eksternal Affair Manager SUBITU Management, Benni Inanosa menuturkan, kualitas busana yang dihasilkan SUBITU Karya Busana, setara dengan kualitas busana model C59.
“SUBITU Karya Busana tetap menjaga kualitas pasar kami, kualitas kami jaga setara dengan C59, kami tahu bahwa daya beli di Manokwari boleh dibilang menengah ke bawah lebih dominan, sehingga kualitas tetap kita jaga karena kualitas yang tetap membuat bisnis ini berdiri,” ujarnya saat ditemui Tabura Pos di Kantor SUBITU Karya Busana Cabang Manokwari, Senin (7/9).
Dikatakannya, tidak kalah pentingnya dalam bidang bisnis, SUBITU Karya Busana yang home base nya berada di Kabupaten Teluk Bintuni turut andil dalam menyediakan lapangan pekerjan dengan memberdayakan masyarakat asli Papua.
Dirinya menyebutkan, SUBITU Karya Busana sejauh ini sudah memiliki 29 karyawan yang merupakan masyarakat asli Papua yang sudah dilatih, diberikan pembinaan hingga bisa memproduksi busana sendiri, mulai dari design, proses pembuatan sampai pada proses cutting.
“Semua dikerjakan sendiri oleh anak-anak lokal dari kain sampai jadi baju atau kaos dan lainnya sesuai dengan pesanan tersendiri, ada yang dijahit sendiri, disablon dan lainnya,” jelasnya.
Dirinya menerangkan dari sisi produksi normal, sehari 29 karyawan SUBITU Karya Busana bisa menghasilkan sampai 40 peaces. “Pasarannya kita melayani penjualan online. Khusus di Manokwari, SUBITU Karya Busana ingin menjadi icon yang dapat dikunjungi setiap visitor di Manokwari,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, SUBITU Karya Busana sama dengan bisnis lainnya yang juga terkena dampak pandemi Covid-19. Namun, untuk tetap dapat menghidupi 29 karyawannya bahkan bisa menambah pekerja lokal, SUBITU Karya Busana memerlukan kebijakan affirmasi dari pemerintah daerah dalam hal kerjasama dalam penyediaan baju kantor.
“Misalnya ada 2000 pegawai dalam satu kabupaten dan ada kebijakan untuk menjahitkan baju di unit bisnis ini maka, saya bisa menambah karyawan untuk bekerja,” terangnya.
Dirinya menambahkan, SUBITU Karya Busana tidak hanya berbisnis, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal, sehingga menjadi suatu kebanggan bila produksi masyarakat lokal dapat dibeli dan digunakan.
“Sebab ini bukan masalah harga beli, tetapi harga diri, karena sudah ada janji memberdayakan orang asli Papua, namun karena melihat busana yang dibuat oleh orang Papua dan harganya, sehingga janji itu ditinggalkan,” pungkasnya. [SDR]