Manokwari, TP – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Provinsi Papua Barat saat ini tengah memproses sejumlah indikasi geografis dan hak cipta di Direktorat Jenderal Kekayaam Intelektual, baik yang berkaitan dengan lukisan, tari tradisional, cerita rakyat, dan sebagainya.
Kepala Kanwil Kemenkumham Papuq Barat, Anthonius M Ayorbaba merincikan, beberapa indikasi geografis dan hak cipta yang sedang diproses diantaranya, empat desain batik Papua dari suku asli Moi Kabupaten Sorong yang diciptakan oleh Dance Ulimpa. Batik itu meliputi, motif toko sagu atau dalam bahasa Moi lemek, motif gata-gata papeda, motif daun gatal dan motif cendrawasih.
Selain itu, pihaknya juga telah mendaftarkan enam lukisan Papua yang diciptakan oleh Lukas Kaikatui. Dimana menurut pencipta diantara gambar ini sudah ada yang digunakan oleh Pemda di tiga rumah jabatan.
“Tapi intinya kita mendaftarkan dulu, kalau pendaftarannya sudah fix baru kita komunikasi dengan Pemda, apakah benar gambar ini sudah dipakai. Kalau gambar ini dipakai kita berharap Pemda juga bisa memberikan konpensasi,” ucap Kakanwil kepada wartawan di Swiss-belhotel Manokwari, Senin (7/9).
Kemudian, lanjut Ayorbaba dari Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan Kota Sorong, berkaitan tarian tradisional yang terdiri dari enam jenis tarian diantaranya tari Tihor, Sras Tumbuk Tanah, Salawan, Kemes, Orok, Alen.
Sedangkan berkaitan dengam cerita rakyat diantaranya, terbentuknya danau Ayamaru, Kali Wengsi, Pulau Dum, Dofiyor, Dokarim, Sok, Buaya dan tanjung kasuari.
Berkaitan dengan permainan anak-anak tradisional, yang diajukan diantaranya, Sibeyen permainan anyaman putra putri, Seka Asia permainan tikam lingkaran tali atau rotan yang di lilit, Sehafabi uji kebolehan pria menikam kayu dan Tegegiats sei batang gelobat.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada kota Sorong, karena setelah kita sosialisasi dinas Pariwisata dan dinas pendidikan itu bekerja cepat untuk mendaftar ke kita. Ini yang sementara kita proses sehingga kita berharap kepada pemerintah Kabupatem Kota yang lain silahkan juga melakukan pendaftaran baik menyangkut cerita rakyat, permainan anak-anak, tarian tradisional, indikasi geografis, dan juga hak kekayaan intelektual lainnya,” ucapnya.
Untuk produk herbal, Ayorbaba mengatakan bahwa saat ini masih sementara berproses untuk dipatenkan. “Itu masih berproses karena untuk paten itu dia sangat teliti karena harus di cek benar, bahwa ini benar-benar pendaftaran yang original. Kalau sudah pernah digunakan orang lain dengan nama yang berbeda otomatis akan gugur, maka harus di selekai untuk pendaftaran paten ini masih berlanjut,” pungkasnya. (AND-R3)