Manokwari, TP – Mahasiwa Universitas Papua (Unipa), melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pesisir Pantai Utara, tepatnya di Distrik Manokwari Utara, mengangkat tema, Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Konservasi Penyu dalam kegiatan KKN-PPM.
Ketua tim dosen pembimbing, Paulus Boli, melalui anggotanya, Alberto Yonathan Tangke Allo menyampaikan, kegiatan KKN tersebut diikuti oleh 2 dosen pembimbing dan 10 mahasiswa.
“Kegiatan KKN tersebut dibimbing oleh 2 dosen dan diikuti 10 mahasiswa, dimana 8 orang dari Fakultas Perikanan dan lmu Kelautan dan 1 dari Fakultas Teknik dan 1 dari Fakultas MIPA,” jelas Alberto kepada Tabura Pos, saat dijumpai di kantor sementara, Science for Conservation LPPM Unipa, Jl. Brawijaya, Senin (10/8).
Dikatakan Alberto, KKN berlangsung selama 2 bulan dan akan berakhir pada pertengahan bulan Agustus ini.
“Tujuan mahasiwa melakukan KKN di Distrik Manokwari Utara adalah untuk memberikan pemahaman dan juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan penyu sebagai satwa yang dilindungi. Selain itu, mahasiswa juga dibimbing untuk dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang telah mereka dapat selama di kampus kepada masyarakat,” jelas Alberto.
Alberto menerangkan, tema konservasi penyu yang diusung oleh mahasiswa dibuat sehingga mereka juga ikut terlibat dalam melakukan konservasi penyu bersama masyarakat.
“Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan pelayanan dibidang kerohanian, pendidikan serta kesehatan dengan melakukan sosialisasi terkait pencegahan Covid-19, di tengah- tengah masyarakat tempat mereka KKN,” terang Alberto.
Menurut Alberto, selain kegiatan sosialisasi terkait pelesetarian penyu dibeberapa kampung, pihaknya juga telah melakukan pelepasan anak penyu (tukik) hasil dari penangkaran yang telah dibentuk bersama masyarakat.
“Kita telah melakukan kegiatan sosialisasi dan juga pelepasan 80 ekor tukik. Kegiatan tersebut berlangsung di beberapa kampung yang ada di Distrik Manokwari Utara dan sebagian wilayah pesisir Distrik Masni. Sudah ada terbentuk satu kelompok untuk penangkaran dan konservasi penyu. Tujuannya adalah, agar masyarakat mengtahui betapa pentingnya pelestarian penyu untuk keseimbangan ekosistem laut,” jelas Alberto.
Dijumpai ditempat yang sama, salah satu mahasiswa peserta KKN, Gilbert Hendryk Larui, menyampaikan bahwa selama melakukan sosialisasi terkait pelestarian penyu, masih ada sebagian masyarakat yang belum menyadari betapa pentingnya melestarikan penyu untuk keseimbangan ekosistem laut dan juga untuk anak cucu.

“Masyarakat masih ada yang menangkap penyu ketika bertelur di pantai dan menjualnya untuk dikomsumsi. Sehingga kami melakukan sosialisasi dan mengimbau agar masyarakat dapat turut serta ikut menjaga dan melestarikan penyu,” ujar Gilbert.
Dikatakan Gilbert, alasan masyarakat menangkap dan menjual penyu tersebut ke pasar adalah karena kebutuhan ekonomi.
“Untuk mencegah penangkapan penyu untuk dijual ke pasar, kami menyarankan agar masyarakat bekerjasama dengan pihak penangkaran yang ada, agar penyu yang mereka dapat tidak dibunuh atau dijual ke pasar, tapi dijual atau diserahkan ke penangkaran penyu,” jelas Gilbert.
Gilbert menambahkan, selama melakukan KKN dia dan rekan- rekannya diterima masyarakat dengan baik dan tidak ada kendala. [CR46-R4]