Manokwari, TP – Para orang tua yang hendak menyekolahkan anaknya di tingkat SMA, mengeluhkan mahalnya biasa pendaftaran yang mencapai Rp. 2.575.000. Untuk itulah, ada orang tua yang tidak mampu, terpaksa meminta bantuan.
“Kita pikir karena adanya Covid-19 tidak ada pungutan biaya, tetapi kami orang tua tiba-tiba dipanggil pihak sekolah dan menentukan siswa itu harus benar-benar membayar uang pendaftaran,” kata HC, salah satu orang tua yang hendak mendaftarkan anaknya di Amban, Senin (20/7).
Menurutnya, besaran biaya itu di luar biaya seragam dan atribut sekolah lainnya. “Kalau ditotal, kami orang tua harus siapkan biaya sekitar Rp. 3.000.000 agar anak kami bisa masuk sekolah,” ungkapnya.
Di samping itu, HC membeberkan, jenis seragam juga banyak, ada seragam olahraga, praktek, dan pramuka, tetapi tidak dirincikan secara keseluruhan, sehingga ada yang harus dibeli sendiri.
Dirinya pun menyayangkan adanya kutipan biaya pendidikan, khusus terhadap orang asli Papua. “Dengan keadaan dan kondisi saat ini, ditambah lagi kami banyak yang tidak memiliki pekerjaan tetap, merasa sangat berat dengan adanya biaya pendidikan ini secara khusus untuk kami orang Papua, belum lagi biaya kesehatan yang mahal,” katanya.
Menanggapi keluhan warga tentang mahalnya biaya pendidikan, Ketua Parlemen Jalanan (Parjal) Papua Barat, Ronald Mambieuw mengatakan, biaya pendidikan untuk anak-anak Papua sudah diatur anggarannya dalam UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus.
“Ke mana uang Otsus untuk pendidikan itu? Berapa jumlah orang asli Papua, khusus di Manokwari, sehingga dana Otsus itu tidak bisa mengakomodir biaya pendidikan orang asli Papua,” katanya dengan nada tanya kepada Tabura Pos via ponselnya, Senin (20/7).
Dia pun merasa heran karena sejak 2001 sampai saat ini masih ada keluhan terkait biaya pendidikan. “Saya heran, sejak UU Otsus sampai saat ini, masih ada orang asli Papua yang menangis dan susah untuk masuk sekolah karena terkendala biaya,” katanya.
Mambieuw juga menilai, bila keluhan masyarakat Papua tentang biaya pendidikan ada di seluruh tanah Papua, hal itulah yang sangat fatal.
“Ini perintah undang-undang, sudah dianggarkan biaya pendidikan bagi orang asli Papua, tetapi sampai saat ini masih saja ada biaya pribadi yang dikeluarkan untuk biaya sekolah. Ini yang bikin orang Papua bilang bahwa Otsus itu gagal,” tandas Mambieuw. [CR46-R1]
Otsus berhasil bagi yang menikmati anggarannya.
Otsus tidak berhasil bagi yang tidak menikmati anggarannya.
Miris betul dunia pendidikan di tanah Papua
Sangat Disayangkan..
Kalau Besaran Biaya Pendidikan sampai Begitu
Lalu Bagi Kami Ortu yang tidak Memiliki Pekerjaan tetap Bagaimana Nasib anak² kami
Mau Di bawa kemana Masa Depan Mereka
Sedangkan Mereka Butuh Pendidikan Yang Layak sama Seperti anak² Yang lain pada Umumnya. Apa Gunanya Ostus Bagi Kami
Memang Benar Dunia Ini tidak ada Yang Gratis Tapi setidaknya Pemerintah Bisa Jeli Dalam Melihat Hal² seperti ini.
Trmksh Tuhan Berkati 😇🙏