Manokwari, TP – Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Papua Barat menyoroti penanganan Covid-19 yang dilakukan Gugus Tugas Covid-19 Papua Barat, khususnya pengoperasian alat test Polymerase Chain Reaction (PCR) yang baru-baru dibeli Pemprov Papua Barat.
Kepala ORI Perwakilan Papua Barat, Musa Y. Sombuk menyampaikan, selama pandemi Covid-19, ORI Perwakilan Papua Barat, menerima banyak laporan, mulai dari rapid test berbayar, penyaluran bantuan sosial (Bansos) sampai dengan pengoberasian alat test PCR.
“Banyak masyarakat yang bertanya, kenapa sampai hasil untuk seseorang mengetahui terpapar Covid bisa lama, padahal sudah alat swab test dan dua bulan lalu sudah beli alat PCR,” kata Sombuk kepada para wartawan di Media Center ORI Perwakilan Papua Barat, akhir pekan lalu.
Sombuk mengutarakan, dengan membeli alat PCR, namun tidak difungsikan sama halnya dengan menggunakan uang tidak tepat sasaran dalam penanganan Covid-19.
“Alat sudah ada, tapi belum diperasikan, berepa banyak uang yang dihabiskan untuk mengirimkan sampel ke Makassar, padahal alatnya sudah ada,” ujarnya dengan nada tanya.
Lebih lanjut dikatakan Sombuk, bila alasan belum difungsikannya alat PCR, karena tenaga medis yang diberangkatkan untuk latihan pengoperasian PCR sudah kembali namun masih dalam masa karantina mandiri, itu adalah alasan yang bisa dicarikan solusinya.
“Kalau alasan sedang karantina mandiri, kenapa tenaga medis yang diberangkatkan untuk latihan setelah tiba di Manokwari tidak diambil langkah cepat, swab saja mereka semua karena sudah ada alat Swab sudah ada hanya butuh satu sampai dua hari untuk tahu hasilnya,” terang Sombuk.
Sombuk mengatakan, bila masih menggunakan waktu karantina mandiri, maka tidak menutup kemungkinan alat PCR yang dibeli sudah rusak baru tenaganya siap, sedangkan alat deteksi Covid-19, mulai dari rapid test sampai swab sudah tersedia.
“Masa Teluk Wondama bisa baru provinsi tidak bisa, kalau masa incubasi virus 14 hari, maka tenaga medis yang disiapkan langsung swab saja, sehingga alat itu bisa segera difungsikan, jangan sampai rusak baru tenaga siap untuk operasikan,” pungkas Sombuk. [SDR-R4]