Manokwari,TP – Aktifis Pendidikan di Manokwari, Agus Mandowen meyakini kegigihannya menyambangi anak –anak asli Papua, khusunya di wilayah pesisir dan pedalaman Manokwari untuk memberi pembelajaran membaca dan menulis kelak membuahkan hasil.
Tanpa pamrih, Agus Mandowen tidak hanya berjuang agar bisa membawa buku-buku bacaan ke daerah pedalaman. Ia juga telah mendirikan Komunitas Noken Pustaka. Dikemukakannya, berbekal kumpulan buku dari hasil sumbangan para pemerhati dunia pendidikan di seluruh Nusantara, Ia bisa membawa ilmu atau jendela dunia hadir ditengah-tengah anak pedalaman maupun pinggiran Kota Manokwari.
“Dulu, buku hanya saya bawa menggunakan noken, tetapi seiring berjalannya waktu kami mendapatkan bantuan tiga unit motor roda dua dari pemerintah pusat, nama motor noken pustaka tambah lagi,” kata Agus saat ditemui Tabura Pos di arena Gebyar Pendidikan Papua Barat yang dipusatkan di eks Kantor Gubernur Papua Barat, Jumat (26/4).
Sejauh ini, lanjut Agus, komunitas Noken Pustaka sudah sampai ke Saoukorem dan pinggiran Distrik Manokwari Timur serta beberapa kampung lainnya.” Saya hanya berjalan dengan tekad dan kemauan, dimana harapan saya kedepan tidak ada lagi anak –anak Papua yang tidak tahu membaca dan menulis,” kata Agus.
Meski belum ada perhatian dari pemerintah daerah untuk mendukung operasional komunitas yang didirikannya, Agus mengaku tetap bersyukur masih diberikan kekuatan untuk menyapa dan melayani anak –anak Papua untuk membaca buku-buku yang dibawanya setiap turun ke kampung.
“Lelah saya terbayarkan, ketika anak-anak bisa melihat buku yang saya bawa, mereka senang saat melihat gambar maupun membacanya,” terang Agus.
Di sisi lain, kepada koran ini, Agus mengaku bahwa apa yang dilakukannya tidak sepenuhnya berjalan mulus, ada tantangan tersendiri yang dihadapinya. Apalagi tantangan itu datang dari keluarga sendiri, karena aktivitas yang dilakukannya tidak menghasilkan uang.
“Tantangan saya dari keluarga, karena pekerjaan ini tidak menghasilkan uang, sehingga kurang mendapat dukungan. Tapi saya tetap semangat dan syukur sudah tiga tahun ini, tetap berjalan,” kata Agus.
Guru SD Mupi SD Mupi, Safei R. Desima yang merupakan rekan Agus mengaku, dirinya ikut bergabung dalam komunitas Noken Pustaka karena melihat masih banyak anak didiknya yang diduduk dibangku Kelas VI SD hingga SMP belum lancar membaca.
“ Jujur melihat kondisi saya sangat miris, masih banyak anak didik yang belum lancar membaca, sehingga kita ikut membantu gerakan ini,” kata Safei yang mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah daerah guna mendorong kegiatan komunitas –komunitas pengiat pendidikan di Papua Barat yang menyasar anak –anak asli Papua di pesisir maupun pedalaman. [CR46-R2].