*Presiden Lions Club akan Berobatakan Mama Tabita*
Manokwari, TP – Presiden Lions Club Jakarta Selatan Centennial Cenderawasih (LCJSCC), dr. Rosaline I. Rumaseuw, M. Kes, menilai Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua Barat, sudah layak dibangun rumah sakit jiwa, untuk menampung orang dengan gangguan kejiwaan yang berada di Manokwari.
Dikatakannya, berdasarkan data yang diperolehnya dengan cara turun langsung mengunjungi para tunawisma dan penderta Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), di Manokwari, Kamis (14/2), jumlah orang dengan gangguan jiwa jumlanya cukup banyak, yaitu sekitar 15 orang.
Menurutnya, dengan jumlah segitu maka Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua Barat sudah selayaknya dibangun rumah sakit jiwa.
“Saya tadi turun kunjungan dalam rangka valentine day ke tunawisma dan ODHA dan datanya ada 15 orang, dan kalau sudah ada 15 orang pasti ada sesuatu, sehingga sudah pantas ada rumah sakit jiwa. 15 orang itu yang baru diketahui, pasti ada belum lagi yang belum diketahui,” ujar Rumaseuw kepada para wartawan di Swissbel Hotel Manokwari, Kamis (14/2).
Menurut Ilmu kedokteran, kata Rumaseuw, orang dengan gangguan jiwa, kemungkinan sembuhnya masih ada bila diobati disertai dengan pengawasan. Oleh sebab itu, dibutuhkan rumah sakti jiwa sehingga dapat mengakomodir orang-orang dengan gangguan jiwa yang berada di Manokwari.
“Orang dengan gangguan jiwa tidak boleh dibiarkan, karena mereka merupakan bagian dari kita. Kalau mereka di dalam rumah sakit jiwa, tidak menutup kemungkinan mereka bisa pulih,” kata Rumaseuw.
Dijelaskan Rumaseuw, penyakit gangguan jiwa tidak ada bedanya dengan penyakit lainnya seperti diabetes meletus, sebab penyembuhan orang dengan gangguan jiwa adalah dengan minum obat, bukan karena datang bulan, sehingga tidak dapat disembuhkan.
Lanjut Rumaseuw, bila orang dengan ganggung jiwa dapat teratur minum obat, maka kemungkinan sembuh bisa terjadi. Namun, yang terjadi di kalangan masyarakat adalah bila orang dengan gangguan jiwa itu tidak dapat disembuhkan lagi, karena faktor datang bulan seperti kalangan umum memandang penyakit tersebut.
Secara diagnose medis jelas Rumaseuw, orang dengan gangguan jiwa ada beberapa penyebabnya, seperti stress, depresi, Iso frame.
“Nah, yang Iso Frame ini, harus pengobatan seumur hidup, tetapi kalau yang stres sementara bisa diobati,” jelas Rumaseuw.
Rumaseuw mengatakan, dalam kunjungannya, dirinya menemukan satu orang dengan kategori gangguan jiwa sisoframe, sehingga dirinya berniat mengobatinya melalui wadah yang dirinya pimpin yaitu LCJSCC.
“Kayak mama Tabita yang tadi saya temui di pasar tingkat. Itu dia gangguan jiwa karena stress, sehingga saya berniat besok pagi saya buat resep obat dan obati. Saya punya optimis Tuhan berkati tangan saya, mama bisa sembuh,” ungkap Rumaseuw.
Rumaseuw mengaku, memang belum berkomunikasi langsung dengan para pengambil kebijakan di Pemprov Papua Barat dan Manokwari, terkait pendirian rumah sakit jiwa di Manokwari.
“Saya belum komunikasi, karena saya harus pastikan sendiri di lapangan dulu, baru menyampaikan ke pemerintah. Kalau 15 orang sudah layak, kalau hanya 1 orang untuk apa,” ujar Rumaseuw.
Rumaseuw menambahkan, Lions Club Jakarta Selatan Centennial Cenderawasih (LCJSCC) yang Ia nahkodai adalah wadah sosial yang peduli terhadap masyarakat yang membutuhkan perhatian.
Wadah ini bekerjasama dengan pihak luar negeri, sehingga, yang mana diberikan bantuan berupa alat kesehatan, bukan bantuan uang. [SDR-R4]