Manokwari, TP – Setiap hari, sampah yang diangkat oleh petugas kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Manokwari untuk dibuang ke TPA mencapai 73,9 ton.
Kepala Bidang Persampahan pada DLH Kabupaten Manokwari, Fredy Risamassu mengatakan, data itu tercatat per Desember 2018. Pada 2018, sampah yang terangkut dan dibuang ke TPA mencapai lebih dari 25 ribu ton. Sampah-sampah itu diangkut dari 40 bak sampah yang telah disediakan oleh DLH.
“Itu baru 40 bak sampah, tahun ini ada penambahan 60 bak sampah lagi pasti jumlah itu akan bertambah,” katanya kepada wartawan saat meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di wilayah Arfai, Distrik Manokwari Selatan, Kamis (14/2).
Sampah-sampah yang dibuang ke TPA, terdiri dari beraneka ragam sampah, mulai dari sampah rumah tangga. Untuk mengurangi sampah di TPA, pihaknya bekerja sama dengan pengepul sampah kardus dan plastik di wilayah Andai. Sampah kardus dan plastik yang dipilih dari TPA, dibeli oleh pengepul tersebut.
Pada Kamis (14/2), Risamassu juga mengajak wartawan untuk melihat usaha pengolahan kardus dan plastik milik Muhadi tersebut.
Kepada wartawan, Muhadi menuturkan, setiap hari pihaknya menerima sampah kardus dari TPA antara 800-900 kilogram (kg). Sampah kardus itu, dikirim ke Surabaya dan setiap bulan pihaknya mampu melakukan pengiriman antara 3-4 kali.
“Setiap kali kirim ada 16 ton, setiap bulan kirim tiga kontainer, jadi 16 ton dikali tiga kontainer setiap bulannya,” tuturnya.
Dia mengaku, untuk kardus, pihaknya menerima dari pemulung dengan harga Rp. 800 per Kg. “Tapi mereka juga kita gaji. Jadi kalau sehari mereka dapat 800 kg, tinggal dikalikan dengan 800,” sebutnya.
Sedangkan untuk plastik, pihaknya membeli denngan harga Rp. 1.300 per kg. Namun, menurut dia, itu sudah dalam kondisi bersih. Setiap hari, pihaknya menerima 200-300 kg sampah plastik dari TPA.
Tidak hanya kardus dan plastik, pihaknya juga membeli kertas bekas dari pemulung di TPA. Harganya Rp 1.000 per Kg.
Semua sampah plastik dan kardus dikrim ke Surabaya, Jawa Timur, pihaknya sudah bekerja sama sudah bekerja sama dengan satu perusahaan untuk plastik, dan 9 perusahaan untuk kardus dan kertas.
“Jadi kita ikut, harga mana yang lebih tinggi kita kirim ke sana,” sebutnya.
Ia mengatakan, pengiriman sampah kardus dan plastik ke tempatnya meningkat setiap hari. Untuk saat ini, pihaknya masih membutuhkan satu unit mesin pres plastik. Sebab, sebelum dikirim botol-botol plastik itu dipres atau dipadatkan terlebih dahulu.
“Saat ini kami hanya punya satu unit mesin untuk pres kardus atau karton. Ini bisa dimodif, tapi kalau nanti dipakai lagi untuk pres karton mesti dibuka lagi, tidak efisien dan butuh waktu lama, sedangkan mesin yang satu ini untuk kelola karton saja sudah over sebenarnya,” tuturnya.
Dia berterima kasih karena mendapatkan bantuan satu unit mobil untuk mengangkut sampah plastik dan kardus dari TPA ke tempat usahanya. Sebelum memperoleh bantuan itu, pihaknya harus menyewa mobil. [BNB-R4]