Manokwari, TP – Sampah mempunyai dampak buruk terhadap lingkungan, tetapi bagi sebagian orang yang bisa memanfaatkannya dengan baik, tentunya sampah mendatangkan keuntungan tersendiri.
Hal inilah yang dirasakan seorang warga di Kabupaten Manokwari, Muhammad Muadi yang berhasil memanfaatkan sampah untuk mendatangan keuntungan dan paling tidak, mengurangi kotornya wajah kota berjuluk Kota Injil ini.
Pria asal Jawa Timur (Jatim) ini memiliki cara tersendiri, yakni mengumpulkan sampah plastik dan kertas. Dikisahkan Muadi, pada awal menjalankan usaha ini, dia hampir putus asa, karena usahanya tidak mendatangkan hasil memuaskan, justru banyak kendala yang dihadapi.
“Saya ke Manokwari itu awal tahun 2016. Pada waktu itu saya naik kapal. Tujuan saya waktu itu ingin mencari pekerjaan di Manokwari,” ungkap Muadi mengawali kisah perjuangannya mencari kehidupan di Manokwari kepada Tabura Pos, Rabu (23/1).
Lanjut dia, sesampainya di Pelabuhan Manokwari, dia melihat truk-truk pengangkut sampah mengangkut sampah yang begitu banyak dari kapal penumpang.
Selain itu, ketika menyusuri jalan-jalan kota ini, dia melihat begitu banyak sampah plastik, seperti bekas botol air mineral dan oli bekas. Dari situlah, ia mempunyai pemikiran bahwa sampah merupakan peluang yang bisa mendatangkan penghasilan atau setidaknya pekerjaan.
“Saya mencoba memulai usaha tersebut, mengumpulkan sampah plastik. Namun, usaha saya tidak memberikan hasil memuaskan. Saya bahkan menjalankan usaha tersebut dengan terseok-seok,” tutur Muadi.
Di akhir 2016, sambung Muadi, dirinya bertemu seorang pegawai di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari. Saat itu, lanjut dia, Dinkes mempunyai mesin pencacah plastik yang tidak terpakai, kemudian diserahkan dan digunakannya mencacah plastik.
“Saya mencoba melanjutkan usaha itu kembali, tetapi masih terkendala banyak hal, khususnya permodalan. Nah, waktu itu dari Dinas Kesehatan tanya saya, kenapa usahanya tidak lanjut? Saya menyampaikan kalau saya mengalami banyak kendala, seperti tempat, kendaraan, dan lain sebagainya,” kenangnya.
Akhirnya, pegawai dari Dinkes ini mengenalkannya dengan pegawai dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manokwari. “Mulai dari situlah sampai saat ini, usaha saya dapat berjalan terus,” jelas Muadi.
Diungkapkan Muadi, ketika ditanya pihak dari Dinas Lingkungan Hidup, kekurangannya apa, dia pun menjelaskan tentang kekurangan dan kendala yang dihadapinya.
“Jadi, melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manokwari, lewat Bidang Persampahan, saya diberikan bantuan peralatan seperti mobil pick up, motor, dan mesin press,” tambahnya.
Menurut dia, pada prinsipnya, Pemkab Manokwari mendukungnya untuk melakukan kegiatan pengolahan sampah plastic dan kertas untuk mengurangi banyaknya sampah plastik yang merusak dan mengotori lingkungan di Manokwari.
Muadi mengungkapkan, sampah plastik dan kertas yang diolahnya di Kampung Buton, Anday, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari ini, hasilnya dijual ke Surabaya, Jatim.
“Waktu itu saya dan Pak Kabid Persampahan Manokwari melakukan survei tempat perusahaan penadah sampah dan hasilnya, kami melakukan MoU dengan perusahaan itu, sehingga sampah yang telah kita kumpul di sini, kita kirim ke sana,” jelas Muadi.
Dalam menjalankan usahanya, sambung Muadi, dirinya dibantu 10 rekannya dan semua kebutuhan mereka bisa tercukupi dengan mengolah sampah tersebut.
Secara terpisah, rekan dari Muadi merincikan harga barang bekas, seperti karton dibeli seharga Rp. 600/kg, kertas seperti Koran dibeli Rp. 400/kg, dan plastik kemasan botol dibeli seharga Rp. 1.500 hingga Rp. 2.000/kg. [CR46-R1]