Bintuni, TP – Pembangunan gedung Gereja GKI Ebenhaezer Sigerau yang dimulai pada tahun 2010 diupayakan dapat rampung seratus persen pada Mei 2019 mendatang.
Ketua Penitia Pembangunan, Moses Koropasi, mengutarakan untuk sementara progres gedung gereja yang luasnya mencapai 1.625 m2 tersebut telah mencapai 54 persen. Pihaknya optimis keinginan agar gedung gereja dapat diresmikan pada Mei 2019 mendatang.
“Sementara ini, progres pembangunan gedung gereja sudah mencapai 54 persen hanya dalam kurun waktu satu tahun (2018). Padahal, dalam periode 2010 sampai 2016 sebelum saya menjabat ketua panitia, progresnya hanya sekitar 24 persen,” ungkap Koropasi yang dijumpai dilokasi pembangunan gedung gereja di Kampung Argo Sigemerai, distrik Bintuni Timur, Senin (7/1).
Ia mengatakan, progress pembangunan gedung gereja yang direncanakan akan menjadi salah satu ikon daerah itu, tidak lepas dari dukungan seluruh warga jemaat GKI Ebenhaezer Sigerau, tetapi juga Bupati Teluk Bintuni, Ir. Petrus Kasihiw, MT.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada warga jemaat dan secara khusus bapak Bupati Teluk Bintuni yang telah membantu kami dengan dana sebesar Rp 2,5 milyar di tahun 2018. Dari dana itu, setidaknya kami bisa belanjakan rangka baja untuk atap seharga Rp 1,075 milyar yang dalam waktu dekat sudah tiba disini dan langsung dipasang,” paparnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Bupati Kasihiw dan Bupati telah berkomitmen akan mendukung penuh agar keinginan jemaat untuk bisa memakai gedung gereja baru bisa terealisasi secepatnya.
“Petunjuk dari Bupati kepada kami panitia, kalau tidak ada halangan gedung gereja ini sudah bisa diresmikan pada bulan Mei 2019 mendatang. Namun, target ini bisa tercapai kalau didukung dengan kemampuan anggaran yang cukup,” imbuhnya.
Ia menambahkan, dana yang sudah diterima panitia pembangunan telah dilaporkan pertanggung jawabannya baik kepada jemaat, maupun kepada Pemda.
Khususnya laporan pertanggung jawaban kepada Pemda Teluk Bintuni terkait penggunaan dana Rp. 2,5 miliar. Koropasi mengungkapkan ada proposal lanjutan yang sudah diserahkan.
“Dana yang kami terima dari Pemda sudah kami laporkan pertanggung jawabannya, sekaligus kami kirimkan proposal lanjutan. Selain dari Pemda Bintuni, kami juga mendapat bantuan dana dari Pemprov Papua Barat sebesar Rp 500 juta. Dimana dana ini kami pergunakan khusus melunasi hutang, dan penggunaan uang ini, kami juga sudah melaporkan,” pungkas Koropasi. [VLI-R4]