Manokwari, TP – Keluarga besar Punguan Raja Sonang, Boru, Bere, dan Ibebere se-Kabupaten Manokwari menggelar perayaan Natal 2018 di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Manokwari, Jumat (28/12).
Perayaan Natal ini mengusung tema ‘Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita Semua’ dengan subtema ‘Melalui Natal Keluarga Besar Raja Sonang, Boru, Bere, Ibebere se-Manokwari, Kita Membangun Persekutuan yang Berkarakter Kristus’.
Dalam khotbahnya, Pdt. DR. Jhon Damanik mengatakan, sesuai tema Natal Nasional 2018 ini, Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita, memiliki makna yang sangat dalam. Dikisahkannya, melihat kehidupan di Korintus pada 2.018 tahun lalu, mereka selalu mencari hikmat manusia dan mengabaikan hikmat Tuhan, sehingga hikmat itu mempengaruhi pola pikir manusia di Korintus.
“Hikmat sebenarnya memiliki arti yang simpel. Hikmat itu dapat diartikan sebagai pemikiran, yakni kecerdasan dan kebijaksanaan. Secara umum, hikmat itu filsafat. Dalam berfilsafat atau secara hikmat, manusia sebaiknya berpikir cerdas dan bijaksana. Namun, banyak orang tidak bisa membedakan mana hikmat manusia dan mana hikmat yang datang dari Tuhan. Hikmat sebetulnya bisa menyelesaikan masalah. Masalah yang kecil jangan dibesar-besarkan, melainkan diselesaikan,” pinta Damanik.
Pada kesempatan itu, Damanik pun mengisahkan tentang Raja Salomo yang berhasil menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi rakyatnya. Salah satu masalah yang bisa diselesaikan dengan hikmat dari Tuhan, yakni ketika 2 perempuan sundal mempersoalkan tentang anak.
Ia mengungkapkan, di dalam satu rumah, terdapat 2 perempuan sundal yang masing-masing memiliki seorang anak. Namun, pada suatu hari, salah satu di antara mereka tertidur dan menindis anaknya, sehingga meninggal dunia.
Secara diam-diam dan tanpa diketahui orang lain, perempuan itu mengganti anaknya yang sudah meninggal dengan anak dari perempuan lain. Keduanya pun saling mengklaim jika itu anak mereka hingga persoalan ini sampai ke Raja Salomo.
“Selanjutnya, dengan hikmat dari Tuhan, Raja Salomo memerintahkan pengawalnya mengambil pedang untuk memenggal anak itu menjadi dua bagian. Salah satu perempuan menyetujuinya, sedangkan perempuan yang lain dengan kasihnya justru meminta agar anak itu jangan dipenggal dan diserahkan kepada perempuan yang satu. Akhirnya, Raja Salomo memerintahkan supaya menyerahkan anak itu untuk perempuan yang mempunyai kasih berkat hikmat dari Tuhan,” papar Damanik.
Lanjut dia, melalui kisah tersebut, Raja Sonang bisa membangun persekutuan yang berkarakter Kristus, bukan hanya sebagai perayaan semata, tetapi bisa menjadi suatu harapan dan doa. “Kalau kita hidup dengan berkarakter Kristus, saya yakin pungutan Raja Sonang di Manokwari tetap kompak dan menjadi besar,” katanya.
Ditambahkannya, rahasia pertama agar Yesus Kristus menjadi hikmat bagi semua orang adalah percaya dengan Yesus Kristus. Jika hanya mementingkan hikmat manusia, sama halnya manusia yang hidup di Korintus yang tidak memiliki kepercayaan.
Ia menegaskan, jika manusia percaya akan hikmat Yesus Kristus, maka manusia memiliki kedamaian, karena Yesus Kristus adalah juru selamat manusia. Kedua, tambah dia, agar Yesus Kristus menjadi hikmat, selain percaya, manusia juga harus hidup saling mengasihi.
“Tuhan telah membuktikan kasihnya kepada manusia, sehingga seharusnya manusia juga hidup saling mengasihi, saling berdampingan tanpa ada dusta di antara kita. Manusia harus hidup saling mengasihi, jangan saling membenci. Buktikan, Yesus Kristus ada di dalam diri kita, sehingga dengan saling mengasihi aka nada kedamaian dalam hidup kita. Hidup dengan mengasihi menjauhkan segala perbedaan, sehingga bisa membawa ketenangan dan kedamaian bagi hidup kita,” tandas Damanik.
Diutarakan Damanik, yang ketiga, yakni mendekatkan diri terhadap Tuhan dan selalu merendahkan diri tanpa hanya mementingkan hikmat manusia.
“Jika manusia sudah menjadikan Yesus sebagai hikmat baginya, maka Yesus Kristus akan selalu menyertainya,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Punguan Raja Sonang Manokwari, B. Gultom berharap dengan perayaan Natal kali ini, maka Punguan Raja Sonang, boru, bere, dan ibebere se-Manokwari bisa terus meningkatkan kebersamaan dan tali kasih yang sudah terjalin baik selama ini.
Di samping itu, Gultom mengatakan, dengan perayaan Natal ini semoga bisa menjadi berkat bagi semua orang untuk seluruh umat manusia, khususnya lagi dalam Punguan Raja Sonang.
“Semoga kita selalu hidup dalam kasih dan kedamaian tanpa ada perbedaan. Pada kesempatan ini, saya mewakili Punguan Raja Sonang mengucapkan selamat hari Natal, 25 Desember 2018 dan menyongsong Tahun Baru, 1 Januari 2019 untuk semua yang merayakannya,” kata Gultom yang ditemui Tabura Pos usai perayaan ibadah Natal, semalam. [CR45/HEN-R1]