Manokwari, TP – Puluhan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Papua (Unipa) Manokwari berunjuk rasa di depan gedung perkuliahannya, Rabu (5/12) pagi.
Selain itu, mereka juga membakar ban bekas dan memalang pintyu masuk dan pintu ruangan perkuliahan di Fakultas Sastra.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sastra dan Budaya Unipa Manokwari, Eleasar S. Bukorpioper, aksi unjuk rasa ini murni dilakukan di lingkungan Fakultas Sastra. Aksi unjuk rasa ini, kata dia, karena sampai sekarang mahasiswa belum mengetahui seperti apa akreditasi Fakultas Sastra.
Dia mengaku pihaknya sebelumnya pernah melakukan diskusi terkait akreditasi dengan beberapa dosen, tetapi sejauh ini belum ada jawaban perihal itu, termasuk proses pengiriman dan hasilnya seperti apa.
Diungkapkan Bukorpioper, untuk memenuhi standar Dikti terkait akreditasi, setiap jurusan harus memiliki sekitar 7 dosen berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Lanjut dia, yang terjadi di Fakultas Sastra ada beberapa jurusan yang hanya memiliki sekitar 2-3 dosen berstatus PNS.
“Oleh karena itu, di sini juga kami menuntut agar secepatnya mengangkat dosen-dosen yang belum PNS untuk menjawab kami punya akreditasi,” katanya kepada para wartawan di depan Gedung Fakultas Sastra Unipa Manokwari, Rabu (5/12).
Ia membeberkan, sejauh ini belum ada jawaban, sehingga direncanakan Fakultas Sastra akan dipalang sampai ada jawaban terkait akreditasi di Fakultas Sastra. Dirinya mengungkapkan, ada beberapa fakultas yang mengantongi akreditasi C dan selebihnya tidak jelas.
“Beberapa kali sudah dicoba mencari tahu penyebabnya, tetapi pihak Fakultas tertutup perihal tersebut. Pada aksi demo sebelumnya, memang Pak Rektor akan mengadakan pertemuan dengan dekan, dosen, BEM, dan sebagainya. Ini kita masih tunggu hasilnya,” tandas Bukorpioper.
Dalam orasinya, salah satu mahasiswa meminta agar aksi unjuk rasa ini mendapat respond an jika tidak ada jawaban, mereka mengancam melibatkan massa yang lebih besar pada aksi berikutnya. Bukan itu saja, para mahasiswa pun mempertanyakan aktivitas para dosen yang sering keluar daerah.
“Kami dari jauh-jauh melewati laut, bukit, dan lembah, datang kuliah mencari ilmu, tapi kalau akreditasi tidak jelas, terus kita selesai mau ke mana? Dosen berangkat terus, siapa yang mengajar kita,” kata seorang mahasiswa dengan nada kesal dalam orasinya. [CR45]