Manokwari, TP – Permasalahan sampah di Manokwari, seperti tak kunjung habisnya.
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unipa, Syafrudin Raharjo, menilai, permasalahan sampah masih akan terus terjadi, karena penanganannya tidak langsung dari sumbernya.
Menurutnya, sumber sampah adalah rumah tangga, sehingga penanganan sampah harus dimulai dari rumah tangga.
Ia mengatakan, banyak sampah yang bermuara di laut, sebab masih banyak masyarakat membuang sampah di drainase.
“Diantara kita senang kalau hanya pekarangannya saja yang bersih, sehingga ketika warga membersihkan pekarangannya, sampahnya dibuang di saluran drainase, ketika hujan datang, sampah akan terbawa kelaut, Jadi penanganan sampah itu harus dari sumbernya. Sumber sampah dimana? ya dari rumah kita, atau yang disebut sampah rumah tangga,” ujar Syafrudin, kepada Tabura Pos, di salah satu hotel, Selasa (27/11).
Ia mengajak masyarakat untuk mengelola rumah tangga, sebab ada sampah yang bisa diolah mnejadi pupuk, seperti sampah organik, sementara sampah non organik, dapat diolah menjadi kerajinan tangan dan dapat menghasilkan uang.
“Kita tidak boleh malas memilah sampah, kita harus pilah sampah kita, sehingga bisa olah sampah rumah tangga. Selain itu, kebiasaan buang sampah sembarangan harus kita rubah. Kita harus buang sampah pada tempatnya yang sudah disediakan pemerintah,” serunya.
Yang terpenting kata dia, setiap masyarakat harus dapat merubah perilaku membuang sampah.
Dirinya yakin, semua dapat berjalan dengan baik, apabila ada support dari pemerintah seperti peneyediaan fasilitas tempat pembuangan sampah yang cukup, pembinaan kepada warga agar sadar sampah.
“Disediakannya bank bank sampah yang dapat menampung sampah sampah untuk didaur ulang, dan juga pemerintah harus bekerjasama dengan pihak ketiga dalam menampung semua hasil sampah yang bisa didaur ulang kembali,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah juga harus bisa membuat sebuah peraturan atau kebijakan, seperti misalnya mengurangi penggunaan minuman kemasan botol atau gelas plastik dalam setiap pertemuan, karena itu merupakan salah satu penyumbang sampah yang plastik yang paling banyak.
“Bisa kita bayangkan apabila sampah sampah dan limbah B3 bermuara di laut, selain merusak ekosistem, kita juga akan mengkonsumsi ikan laut yang sudah tercemar oleh sampah dan akan berdampak buruk bagi kesehatan kita,” tandansya. [CR46-R4]