Manokwari, TP – Setelah terbentuk sekitar 3 bulan lalu, Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Papua Barat, langsung melaksanakan rapat kerja (Raker) perdana.
Ketua API Papua Barat, Pdt. Iyai O. Jeremia, menuturkan, Raker perdana, dilaksanakan selama dua hari, 26-27 November, guna menyusun program kerja.
“Kami mempersiapkan Raker ini tidak lama, tiga bulan setelah dilantik, maka kita harus ada Raker dan sudah dipersiapkan dua bulan lalu, dan puji Tuhan dapat terlaksana,” katanya kepada Tabura Pos di Gedung Love Papua Centre, Selasa (27/11).
Jeremia menjelaskan, Raker perdana diikuti sekitar 71 orang pendeta yang notabene adalah peserta anggota API Papua Barat. Ada beberapa agenda kerja API Papua Barat, yang telah disepakati dalam Raker tersebut, diantaranya pembentukan pengurus (DPC) API di kabupaten dan kota di Papua Barat, seperti Wondama, Manokwari Selatan, Bintuni, Pegaf, Sorong, Kaimana, dan Fakfak, yang semuanya sudah siap dan tinggal tunggu waktu pelantikan.
Jeremia mengungkapkan, di samping pembentukan DPC di kabupaten dan kota di Papua Barat, juga disepakati tiga point yang tidak kalah pentingnya, yaitu tentang organsasi API Papua Barat, Program dan Anggaran API, dan Kepentingan umum di Papua.
“Dari semua itu, yang kita utamakan adalah untuk kepentingan daerah, seperti kesatuan diantara pendeta. Kami menyadari bahwa tajamnya doktrin dan dokmatik diantara kami menjadi sebuah gape, tetapi gape itu tidak menjadi pemisah secara terus menerus, tetapi kita harus bisa membangun kebersamaan pendeta di Papua,” ungkapnya.
Jeremia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan audiens bersama stackholder, terutama pemerintah, lembaga agama, tokoh agama, serta kunjungan ke lembaga agama, untuk memperkenalkan API Papua Barat, dengan tujuan membangun silaturahmi, agar tidak ada gape lagi.
“Kami juga akan mendukung program pemerintah seperti pemberantasan minuman keras, narkotika, lem fox, penjambretan, pencurian dan TNI-Polri, selama tindakan yang diambil pro masyarakat,” tandas Jeremia seraya berharap semua pendeta dari setiap denominasi dapat bergabung bersama API untuk menyamakan persepsi.
Raker perdana API Papua Barat ini, turut dihadiri, DPP API Pusat, Pdt Tjahyadi D. Nugroho.
Nugroho mengemukan, API sudah berada di Indonesia sejak tahun 2002, sebagai organisasi profesi pribadi pendeta tanpa membedakan denimonasi, doktrin, dan ajaran.
“API muncul ketika kekristenan menghadapi kesulitan, ketika ada peristiwa pembakaran gereja, sehingga menciutkan hati umat, bagaimana kaum minoritas agar dapat beribadah dengan damai, sehingga dibetuklah API,” jelasnya.
Nugroho mengungkapkan, tujuan didirikan API adalah ingin menjembatani agar umat yang besar dapat bersatu, dan API sudah berada di 31 provinsi, termasuk di Papua Barat, dengan jumlah peserta sekitar 12.000 orang pendeta.
“Kalau umat kristen, pendeta-pendetanya bersatu, maka segala sesuatu permasalahan yang terjadi, dapat diselesaikan secara kekristenan, kekeluargaan, sehingga semuanya damai dan bersatu,” ungkapnya.
Nugroho berharap, peserta API Papua Barat, semakin hari semakin bertambah, sehingga dapat membuat daerah kristen semakin bertambah dewasa, terutama di Manokwari yang dikenal sebagai Kota Injil. [SDR-R3]