Manokwari, TP – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Papua Barat mengadakan seminar kesehatan reproduksi dalam rangka Hari AIDS Sedunia dengan tema “Saya Berani, Saya Sehat” di salah satu hotel di Manokwari, Senin (26/11).
Kegiatan ini diikuti 80 peserta, terdiri dari tenaga medis teknis, guru SMP dan SMA, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dari Kabupaten Manokwari, anggota TP PKK Provinsi Papua Barat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Perwakilan Provinsi Papua Barat, dr. Christina menjelaskan, kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, sosial, bukan semata-mata hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi.
“Melalui kegiatan ini, kami di BKKBN menginginkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat, khususnya tentang program kesehatan reproduksi,” kata Christina kepada Tabura Pos di sela-sela kegiatan, kemarin.
Lanjut dia, tujuan dari seminar kesehatan reproduksi untuk mencapai 3 aspek, yakni dalam hal meningkatkan pemahaman masyarakat untuk mencegah dan menangani HIV dan AIDS, kedua, dalam rangka normalisasi isu HIV dan AIDS untuk menimbulkan persepsi positif di masyarakat, sehingga bisa menurunkan stigma negatif dan diskriminatif terhadap HIV dan AIDS.
Ketiga, membantu memberi pemahaman terhadap masyarakat akan pentingnya mengetahui bahaya kesehatan reproduksi yang ditimbulkan dari seks bebas dan narkoba.
“Intinya. Kalau kita tidak menjaga organ-organ reproduksi kita dengan baik, tentu saja berakibat menimbulkan penyakit-penyakit yang tidak kita inginkan, seperti IMS (infeksi menular seksual), Kanker, bahkan HIV dan AIDS,” tandas Christina.
Menurutnya, yang dilakukan pihaknya sekarang hanya upaya pencegahan melalui sosialisasi dan tindakan lapangan, tetapi semua itu kembali terhadap diri setiap keluarga dan pribadi masing-masing.
Ditanya tentang upaya pencegahan yang telah dilakukan BKKBN selama ini, ia mengaku, ada banyak hal yang telah dilakukan, salah satunya mensosialisasikan pentingnya perencanaan kehamilan sehat dengan manfaat agar seorang ibu bisa memahami pentingnya pemulihan kondisi rahim atau organ pasca-reproduksi atau bersalin.
Di samping itu, ia menambahkan, ada juga pelayanan KB-MKJP yang diikuti dengan pemeriksaan IVA sebagai reward. “Dengan pemeriksaan IVA, maka sedini mungkin kita sudah melakukan pencegahan awal terhadap Kanker Rahim atau Kanker alat reproduksi wanita,” tambah dia.
Sementara untuk program KB, Christina menjelaskan, hal itu bukan bermaksud membatasi jumlah anak hanya 2 orang, tetapi lebih terhadap keluarga yang terencana. Sebab, dengan mengatur jarak anak dari kelahiran anak pertama ke anak kedua, tentu memberi kesempatan terhadap ibu memulihkan kondisi rahimnya.
“Ini berkaitan dengan menjaga organ-organ reproduksi demi peningkatan kesehatan agar ibu-ibu tidak mudah terkena Kanker Reproduksi, karena berhubungan seksual dan melahirkan terus-menerus. Apalagi di usia muda bisa menyebabkan Kanker Reproduksi,” tandas Christina. [BOM-R1]