Manokwari, TP – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Papua Barat telah melaksanakan kegiatan bhakti sosial pengobatan massal dan sosialisasi perawatan gigi terhadap anak-anak di Gereja GPKAI, Distrik Minyambou, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Sabtu, 17 November 2018.
Nurwahidah, dokter dari RSUD Manokwari yang terlibat dalam kegiatan pengobatan massal di Distrik Minyambou, mengungkapkan, ada beberapa penyakit yang diderita warga ketika memeriksa kesehatannya. Penyakit itu didominasi nyeri dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
“Kebanyakan yang saya temukan, mereka mengeluh nyeri-nyeri di badan atau istilah kami itu Mialgia. Yang kedua paling banyak juga ISPA atau batuk dan pilek,” rinci Nurwahidah kepada para wartawan usai pengobatan massal di Distrik Minyambou, Sabtu (17/11).
Lanjut Nurwahidah, yang mengeluh tentang nyeri-nyeri di tulang dan badan, didominasi mereka yang sudah berumur, sedangkan anak-anak, lebih didominasi keluhan penyakit batuk dan pilek.
Ditanya Tabura Pos tentang penyebab dari penyakit yang dikeluhkan warga, Nurwahidah menjelaskan, penyakit itu bisa saja dipengaruhi faktor usia atau kecapekan untuk mereka yang mengeluhkan nyeri-nyeri di badan atau tulang.
“Mereka kan rata-rata berkebun, nah mungkin karena itu juga jadi sering kecapekan. Ada juga yang saya dapat mereka mengeluh batuk, tapi batuknya sudah lama. Saya sarankan periksa lebih lanjut ke rumah sakit. Kita takutnya ada infeksi atau apa dari paru-paru, tapi ada beberapa saja sih,” tutur Nurwahidah.
Untuk penyakit ISPA yang didominasi anak-anak, jelas Nurwahidah, penyakit itu kemungkinan bisa akibat pengaruh cuaca atau perubahan musim. “Apalagi ini kan anak-anak. Satu anak kena dia main dengan anak yang lain juga bisa terkena,” terangnya.
Disinggung tentang saran yang diberikan untuk mereka yang mengikuti pengobatan massal kali ini, Nurwahidah mengaku meminta warga supaya tetap menjaga pola makan. “Kalau yang sudah lanjut, saya saranin pemeriksaan lengkap untuk mengetahui penyebab pastinya apa. Kalau kami kan hanya bisa mengira-ngira, untuk pastinya kami belum tahu. Mungkin dengan pemeriksaan darah lengkap bisa diketahui,” katanya.
Ia menambahkan, mereka yang disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, terlebih dahulu harus ke puskesmas meminta rujukan, kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit di Manokwari.
Meski tidak ada pasien yang menderita penyakit cukup parah, Nurwahidah mengaku menemukan ada 2 warga yang mengalami benjolan atau biasa disebut lipoma. Benjolan itu, terangnya, kemungkinan akibat timbunan lemak di bawah kulit.
“Ada 2 orang yang saya sarankan ke Poli Bedah. Benjolan itu karena ada lemak di bawah kulit. Bisa semakin besar, kalau dia semakin besar, menyebabkan nyeri-nyeri, keluhannya, karena dia semakin tertarik. Biasanya di sekitar persendian dan kaki,” pungkas Nurwahidah. [HEN-R1]