Manokwari, TP – Kerja sama antara Polri dan International Organization for Migration (IOM) membantu tugas-tugas Polri melalui Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) dan anggota Bhabinkamtibmas.
Ini diungkapkan Kapolres Manokwari, AKBP Adam Erwindi dalam pertemuan dengan Project Assisten IOM Papua Barat, Michael Willy Patawala dan konsultan dari Circle Indonesia, Rosna Maria dan Yohanes Faidiban di Ruang Data, Polres Manokwari, Senin (19/11).
Pertemuan itu membahas tindak lanjut pembentukan FKPM di wilayah hukum Polres Manokwari sebelum dan setelah IOM masuk dan bekerja sama dengan Polri.
Erwindi mengatakan, anggota FKPM, sebagian besar berasal dari tokoh masyarakat, sehingga secara tidak langsung, mereka memiliki dasar dan kemampuan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lingkungannya secara otodidak.
Menurutnya, dengan kehadiran FKPM, aparat kepolisian memiliki perpanjangan lidah seputar informasi, dimana polisi yang tadinya tidak masuk, akhirnya bisa masuk. “Ada permasalahan masyarakat yang tidak bisa dijangkau, FKPM bisa membantu,” katanya.
Diakui Erwindi, biasanya masyarakat kalau mau mengadu ke polisi merasa takut atau mungkin mau melaporkan anggotanya yang nakal, tetapi takut. “Namun melalui FKPM dengan latar belakang mereka sebagai sipil masyarakat bisa menyampaikan pengaduan ke FKPM,” papar Kapolres.
Secara terpisah, Project Assisten IOM, Michael Willy Patawala mengatakan, FKPM merupakan salah satu program atau proyek IOM. Proyek itu sudah berjalan sejak 2014 dengan donor dari Kedutaan Belanda dan akan berakhir pada Juni 2019.
Dikatakannya, proyek itu belum pasti berakhir tahun depan, sehingga IOM mengundang konsultan untuk berdiskusi. Menurut Patawala, tujuan dari pertemuan ini untuk mengevaluasi kerja sama yang dilakukan Polres Manokwari, Polda Papua Barat, dan IOM guna mendampingi FKPM di daerah Sanggeng, Amban, dan Mansinam.
“Seperti apa kondisinya dan dampaknya selama 5 tahun. Nanti konsultan yang mengevaluasi ini. mereka yang memberikan rekomendasi ke IOM, apakah proyek ini masih dilanjutkan atau tidak, apakah FKPM sudah bisa mandiri atau dilepaskan. Tujuannya seperti itu, mereka mengevaluasi dampak dari program ini selama 5 tahun bekerja sama, apakah menghasilkan sesuatu atau tidak, apakah tingkat kejahatan meningkat atau berkurang, apakah hubungan masyarakat dengan polisi lebih dekat atau tidak. itu tujuan kita,” tukasnya.
Lanjut dia, sasaran dari proyek ini untuk membuat hubungan polisi dan masyarakat semakin dekat, karena tugas menjaga keamanan bukan hanya tanggung jawab polisi, tetapi juga masyarakat.
Untuk itu, ia menegaskan, FKPM adalah wadah membantu polisi menjaga keamanan dan ketertiban. “Jika biasanya masyarakat takut melapor ke polisi, maka masyarakat dapat melapor ke FKPM dan menyelesaikan masalah tersebut melalui FKPM. Jika tidak bisa diselesaikan, barulah dibawa ke polres atau polsek setempat,” terang Patawala.
Dirinya menambahkan, untuk mengetahui dampak kehadiran FKPM, maka dilakukan pertemuan rutin setiap sebulan yang dihadiri Kasat Binmas Polres Manokwari, pengurus atau anggota FKPM guna mengetahui program FKPM serta memperoleh data ter-update tentang situasi dan kondisi daerah tersebut.
“Proyek IOM sangat sederhana. Keberadaan FKPM diharapkan bisa menjadi fasilitator terkait permasalahan di wilayahnya. Intinya, selain membantu tugas-tugas dari Polri, diharapkan juga masyarakat dan polisi memiliki hubungan yang semakin dekat, sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman. Tujuan kita sederhana. Kami berkomitmen membuat masyarakat di suatu wilayah merasa aman, damai, dan nyaman tanpa ada gangguan kejahatan atau hal-hal yang merusak stabilitas kamtibmas,” pungkas Patawala. [CR45-R1]