Pegaf, TP – Tokoh masyarakat (tomas) di daerah Pegunungan Arfak tegas menolak keberadaan Minuman Keras masuk ke wilayah Pegunungan Arfak.
Penolakan ini disampaikan Ketua Dewan Adat Papua Pegunungan Arfak (DAP), Goliat Dowansiba, saat peletakan batu pertama bangunan gereja jemaat Sinai Horeta beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan minuman keras dapat merusak mental seseorang, dan dampaknya dapat mengganggu proses pembangunan daerah, sebab orang mabuk tidak bisa berpikir secara baik dalam mengisi pembangunan di Pegaf.
“Saya sampaikan untuk ade-ade yang ada di Horeta minuman keras sama sekali saya tidak ijinkan masuk wilayah yang ada di Pegaf ini, sehingga kita harus jaga persatuan dan kesatuan,” pesan Dowansiba.
Apabila minum keras masuk ke Pegaf, menurutnya tidak saja pembangunan Gereja yang akan kesulitan berkembang, untuk itu kepada seluruh pemuda dan masyarakat di Horeta untuk menjauhi minuman keras.
“Gereja tidak akan jadi, saya kasi tau sama ade-ade , pemuda di sini harus rajin ibadah, gereja dibangun untuk beribadah bukan untuk hal lain. Jadi dengar ade-ade dengar baik baik jagnan bawa minuman dan persoalan yang dapat memisahkan kita dengan gereja,” pesannya lagi.
Hal senada juga disampaikan tokoh pemuda Arfak, Musa Dowansiba, bahwa miras dapat menjadi ancaman bagi anak-anak bangsa. “Tidak ada orang yang normal dalam tingkah lakunya bila dalam keadaan mabuk, itu juga akan berpengaruh terhadap pembangunan daerah kita, makanya tidak boleh mabuk, tidak boleh miras masuk Pegaf ini,” tegas Dowansiba.
Ia menambahkan, kondisi jalan ke Pegaf sudah lancar. Namun bukan berarti lancer pula untuk bisnis minuman keras. “Untuk itu, kita harapkan kerja sama yang baik, daerah kita sedang membangun, mari kita jauhkan miras itu,”kata Dowansiba.[CR49-R3]